Prolog
Universitas
Al-Azhar, yang berdiri megah di atas tanah gersang, memang selalu jadi pilihan. Pilihan bagi para penuntut ilmu yang ingin lebih mendalami ilmu-ilmu
agama. Setiap tahunnya, para penuntut ilmu dari seluruh negara yang ada di
belahan dunia, mendatangi sebuah negara yang terkenal dengan sebutan ‘Negeri
Seribu Menara’, ‘Negeri Para Anbiya’, ‘Ummud Dunya’, dan yang
lainnya. Begitu juga Indonesia, setiap tahunnya kader-kader bangsa dikirim guna
mendalami ilmu agama di tempat yang penuh dengan keberkahan ilmu-ilmu agama, yaitu
Universitas Al-Azhar.
Mesir memang selalu menjadi daya tarik bagi para pelancong yang bertandang ke sini. Banyaknya peninggalan situs-situs peradaban di masa lalu, membuat orang-orang dari berbagai belahan dunia ramai berkunjung ke Mesir. Tak hanya itu, selain situs-situs kuno peninggalan sejarah di masa lalu, Al-Azhar memiliki daya tarik tersendiri bagi peminat ilmu-ilmu agama.
Jika kita
menilik sejarah Al-Azhar, perjalanan Al-Azhar di dunia pendidikan dan keilmuan
sudah berusia—kurang lebih—1000 tahun. Sungguh perjalanan yang sangat panjang.
Maka wajar, jika Al-Azhar disebut sebagai universitas Islam tertua di dunia.
Al-Azhar
dibangun pada 14 Ramadhan 359 H/971 M, oleh Panglima Jauhar Al-Katib As-Shaqly,
yang memakan waktu sekitar dua tahun dalam pembangunannya, dan dibuka secara
resmi pada 7 Ramadhan 361 H yang ditandai dengan shalat berjamaah untuk pertama
kalinya.
Berdirinya
Al-Azhar tak lepas dari peran Dinasti Fathimiyah, yang saat itu dipimpin oleh
Khalifah Al-Mu’iz Lidinillah Al-Fathimy. Setelah setahun Dinasti Fathimiyah
menaklukkan Mesir, Khalifah Mu’iz memberikan tugas kepada panglimanya, Jauhar
Al-Katib As-Shaqly, untuk membangun pusat pemerintahan di Mesir, yang ditandai
dengan berdirinya kota Kairo dan masjid Al-Azhar.
Sejak
berdirinya masjid Al-Azhar, aktifitas pendidikan dan keilmuan pun dimulai. Hal
ini terjadi karena memang masjid dalam Islam memiliki fungsi ganda. Ini
terlihat ketika Rasulullah Saw. hijrah ke Madinah, dan tugas pertama yang
beliau kerjakan adalah membangun masjid. Kenapa? Karena Rasulullah Saw. ingin
mengajarkan kepada umatnya, bahwa masjid tidak hanya digunakan sebagai tempat
suci dalam menjalankan ritual ibadah, tetapi lebih dari itu. Rasulullah Saw.
seakan memberitahukan kepada umat Islam, bahwa masjid tidak hanya sebagai
tempat ibadah, tapi juga sebagai pusat pemerintahan, sarana pendidikan, tempat
penyebaran agama Islam, dan yang lainnya. Dan tradisi ini diwariskan
terus-menerus secara berkesinambungan.
Al-Azhar
pada mulanya berdiri bukan sebagai universitas, sekolah atau lembaga
pendidikan. Akan tetapi, Al-Azhar berdiri sebagai masjid, yang tidak hanya
digunakan sebagai tempat ibadah, tetapi digunakan sebagai pusat penyebaran
ajaran dan paham Syiah, yang saat itu menjadi mazhab Dinasti Fathimiyah. Kemudian
Al-Azhar secara resmi menjadi lembaga pendidikan pada tahun 378 H.
Dalam
perjalanannya, paham Syiah terus disebar, dan masjid Al-Azhar sebagai sentral
penyebaran, sampai pada akhirnya Shalahudin Al-Ayubi berhasil menaklukkan
Dinasti Fathimiyah. Tak hanya itu, Shalahudin Al-Ayubi juga berhasil
membersihkan ajaran dan paham Syiah dan menggantinya dengan ajaran dan paham
Sunni hingga sekarang.
Al-Azhar pun
dari waktu ke waktu kian berkembang pesat, dengan seorang syekh, sebagai
penentu arah kebijakan Al-Azhar. Dan syekh pertama, yang dipilih secara resmi
sebagai Grand Syekh (Syaikhul Azhar), yaitu As-Syekh Al-Imam Muhammad
bin Abdullah bin Ali Al-Khurasyi Al-Maliki.
Al-Azhar
telah banyak melahirkan ulama-ulama berkaliber internasional dan dikenal di
dunia Islam, seperti Jalaludin As-Suyuthi, Imam Ibnu Hajar, dan masih banyak
yang lainnya. Dan di era modern seperti
sekarang ini, Al-Azhar juga telah banyak melahirkan ulama-ulama yang mumpuni
dan terkenal di dunia Islam. Seperti Syekh Muhammad Al-Ghazzali, Syekh Yusuf
Al-Qaradhawi, Syekh Wahbah Az-Zuhaily, Syekh Thontowi, dan masih banyak lagi. Di
Indonesia pun demikian, seperti DR. Quraisy Shihab (pakar Tafsir), DR. Zain
An-Najah (Pakar Ushul Fiqh), dan yang lainnya.
Pengajaran
ilmu-ilmu agama Islam yang masih murni, dengan paham Sunni, serta bermanhaj washatiyah,
dan banyak menelurkan ulama-ulama Islam yang mumpuni di setiap bidangnya,
mungkin itulah yang menjadikan para thullaab dari berbagai negara di
belahan dunia—termasuk Indonesia—tertarik untuk menimba ilmu sedalam-dalamnya
di Universitas Al-Azhar.
Sistem Perkuliahan di Universitas Al-Azhar
Meski nama
Al-Azhar telah mendunia, dan telah melahirkan banyak ulama yang mumpuni di
setiap bidangnya, namun dalam sistem perkuliahan, sistem administrasi, dan yang
lainnya, Al-Azhar masih sangat jauh tertinggal. Dalam masalah administrasi
misalnya, ketika universitas-universitas lain sudah memberlakukan sistem
komputerisasi dengan menggunakan teknologi yang sudah semakin canggih, tetapi
Al-Azhar tidak demikian. Al-Azhar masih tetap berdiri dengan tradisi lamanya,
yaitu dengan sistem manual: mendokumentasikan semua data-data di dalam buku
besar, kemudian ditumpuk menjadi satu.
Dalam sistem
perkuliahan di Universitas Al-Azhar pun demikian. Sistem perkuliahan di
Al-Azhar masih menggunakan metode satu arah (one way) dalam
pengajarannya. Metode satu arah (one way) yaitu di mana seorang dosen
menjadi satu-satunya pembicara, dan mahasiswa menjadi pendengar setia—sama
seperti dalam pengajian atau ceramah—lalu diakhir kuliah dosen mempersilakan
mahasiswa untuk bertanya.
Metode satu
arah (one way) ini masih menjadi tradisi yang kuat di dalam sistem
perkuliahan di Universitas Al-Azhar. Model diskusi-atraktif (baik horizontal
maupun vertikal), presentasi makalah dan skripsi, seperti—yang kita ketahui—di
Indonesia dan di universitas-universitas yang lain, tidak akan kita temukan di
Al-Azhar.
Belum lagi
masalah absensi. Di Al-Azhar, tidak ada sistem absensi dalam perkuliahan, yang
biasa diberlakukan di universitas-universitas lain. Mahasiswa dibebaskan untuk
mengikuti kuliah atau tidak. Kewajibannya hanya hadir ketika ujian, dan bisa
menjawab soal-soal ujian. Ya, just it!!
Suasana
perkuliahan memang tidak begitu terasa di jenjang strata satu (S1). Berbeda di
jenjang strata dua dan tiga (S2 & S3), suasana kuliah lebih terasa. Hal ini
disebabkan karena model diskusi sudah mulai diterapkan. Sistem absensi juga
diberlakukan. Tak hanya itu, bagi mahasiswa akhir diwajibkan menulis risalah
majister (tesis) bagi strata dua, dan risalah doktoral (disertasi)
bagi strata tiga.
Oleh karena
itu, dengan sistem yang masih serba kurang, mahasiswa dituntut untuk tidak
hanya aktif, tapi hiperaktif. Karena, Al-Azhar lebih mengedepankan kesadaran
dalam hati. Rajin kuliah, rajin baca diktat kuliah, rajin talaqqi dengan
penuh kesadaran dalam hati, tanpa dipaksa oleh sebuah aturan, mungkin ini
tujuan Al-Azhar kenapa berbeda dari universitas-universitas yang lain.
Fakultas-Fakultas di Universitas Al-Azhar
Al-Azhar,
sebagai lembaga pendidikan, mengklasifikasikan fakultas menjadi dua kelompok: ‘ilmi
(eksakta) dan adabi (keagamaan). Dalam arti lain, Al-Azhar membagi fakultas
menjadi dua, yaitu fakultas yang sifatnya umum, seperti: Fakultas Kedokteran, Perdagangan,
Teknik, Pertanian, Farmasi, dan lain-lain; dan yang kedua fakultas yang
sifatnya khusus untuk keagamaan, seperti: Fakultas Ushuluddin, Syariah, Lughoh,
Dirosat Islamiyah dan Dakwah.
1.
Fakultas Ushuluddin
Fakultas Ushuluddin, merupakan fakultas tertua dan fakultas pertama di
Universitas Al-Azhar. Fakultas Ushuluddin merupakan fakultas favorit yang
banyak diminati para mahasiswa. Fakultas Ushuluddin juga biasa disebut dengan
isitilah ‘fakultas sejuta umat’.
Belajar di Fakultas Ushuluddin, dibutuhkan ketekunan dan pemahaman terhadap
mata kuliah, dan juga kemampuan untuk menjelaskan (ta’bir). Di fakultas
ini, lebih ditekankan kepada pemahaman yang murni terhadap ajaran-ajaran Islam,
memahami tantangan pemikiran keagamaan—baik secara falsafah, mantiq atau
dasar-dasar keislaman.
Ada 4 jurusan: Tafsir, Hadits, Aqidah & Filsafat, dan Dakwah wa
Ast-Tsaqofah. Adapun penjurusan dimulai pada tingkat III.
Ø Mata Kuliah:
a.
Umum (Tingkat I & II)
Mata kuliah tingkat I
meliputi:
Al-Quran, Tafsir
Tahlili, Ulumul Quran, Hadits Tahlili, Ulumul Hadits, Tauhid, Mantiq, Milal wa
Nihal, Tasauf, Nahwu & Sharaf, Fiqh, Dakwah, Nuzum Islamiyah, English,
Tarikh Sunnah, Qashashul Quran, Ushulu Da’wah.
Mata kuliah tingkat II
meliputi:
Al-Quran, Tafsir
Tahlili, Ulumul Quran, Hadits Tahlili, Ulumul Hadits, Tauhid, Mantiq, Fiqh,
Syubuhat Haulal Hadits, Nuzum Islamiyah, Adab & Balaghoh, Filsafat, Akhlaq,
Khitobah, Tayarot Fikriyah.
b.
Jurusan Tafsir
Jurusan ini mendalami
segala hal yang berkaitan dengan Tafsir dan tantangannya pada saat ini.
Mata kuliah tingkat III:
Al-Quran, Tasauf,
Manahij Mufassirin, Ulumul Quran, Hadits Maudhui, Tauhid, Tafsir Tahlili,
Tafsir Maudhui, Sirah Tahliliyah, Dakhil fi Tafsir, Khithobah, Qadhaya
Fiqhiyah, Wasailut Tabligh.
Mata kuliah tingkat IV:
Al-Quran, Ushul Fiqh,
Istisyraq wat Tabsyir (orientalisme & misionarisme), Manahij Mufassirin,
Ulumul Quran, Hadits Maudhui, I’jaz Quran, Tafsir Maudhui, Tafsir Tahlili,
Dakhil fi Tafsir, Takhrij, Milal wa Nihal, Tauhid, Manhajud Da’wah, Mutasabih
Quran.
c.
Jurusan Hadits
Pada jurusan ini
mendalami segala hal yang berkaitan dengan hadits dan tantangannya pada saat
ini.
Mata kuliah tingkat III:
Al-Quran, Hadits
Maudhui, Tauhid, Tafsir Maudhui, Takhrij, Sirah Tahliliyah, Manahij
Muhadditsin, Wasailut Tabligh, Tasauf, Khitobah, Manahij Mufassirin, Hadits
Tahlili, Mustholah Hadits, Qadhaya Fiqhiyah, Dirasat Asanid, Syubuhat Haulas
Sunah.
Mata kuliah tingkat IV:
Al-Quran, Hadits
Tahlili, Istisyraq wat Tabsyir, Tafsir Maudhui, Takhrij, Sirah Nabawiyah, Ushul
Fiqh, Hadits Maudhui, Dakhil, Mustholah Hadits, Ilal Hadits, Milal wa Nihal,
Tauhid, Manhajud Da’wah, Syubuhat Haulal Hadits, Mukhtalaful Hadits.
d.
Jurusan Aqidah & Filsafat
Jurusan ini mendalami
permasalahan filsafat dan mantiq. Dibutuhkan pemahaman yang tajam dan
penguasaan bahasa Arab yang matang.
Mata kuliah tingkat III:
Al-Quran, Milal wa
Nihal, Tasauf, Tauhid, Fiqh, Khitobah, Filsafat Islam, Tafsir Maudhui, Filsafat
Yunani, Aqidah, Tayarat, Firaq Islamiyah, Hadits Maudhui, Ilmu Nafs, Qadhaya
Fiqhiyah, dll.
Mata kuliah tingkat IV:
Al-Quran, Nushus
Falsafiyah, Isytisraq wa Tabsyir, Tayarat Muashirah, Ushul Fiqh, Tauhid, Milal
wa Nihal, Takhrij, Manahij Muhadditsin, Filsafat Modern, dll.
e.
Jurusan Dakwah wa Ast-Tsaqofah
Jurusan ini lebih umum, mengajarkan
segala hal yang berkaitan dengan dakwah Islam, dan juga mengenalkan kepada
mahasiswa mengenai budaya-budaya lain. Jurusan ini termasuk jurusan yang jarang
diminati para mahasiswa di Fakultas Ushuluddin setelah jurusan Aqidah &
Filsafat, ini dikarenakan jumlah mata kuliah yang cukup banyak.
Mata kuliah tingkat III:
Al-Quran, Dakwah
Islamiyah, Tauhid, Qadhaya Fiqhiyah, Hadits Maudhui, Manahij Mufassirin,
Isytisraq wa Tabsyir, Wasailut Tabligh, Tafsir Maudhui, Khitabah, Tarikh
Dakwah, Tayarat, Muqaranah Adyan, Tsaqafa Islamiyah, Manahij Muhadditsin.
Mata kuliah tingkat IV:
Al-Quran, Tarikh Dakwah,
Tafsir Maudhui, Hadits Maudhui, Ayat Insaniyah, Tauhid, Tsaqafa Islamiyah,
Dakwah fil Hadits, Muqaranah Adyan, Isytisraq wa Tabsyir, Khitabah, Manahij
Dakwah, Ushul Fiqh, Tasauf, Takhrij, Manahij Mufassirin.
2.
Fakultas Syariah
Fakultas Syariah
merupakan fakultas terfavorit kedua yang banyak diminati para mahasiwa. Di
fakultas ini, dibagi menjadi 2 jurusan: Syariah Islamiyah, dan Syariah wal
Qanun.
Di jurusan Syariah
Islamiyah inilah yang menjadi favorit kedua bagi para mahasiswa. Di jurusan ini
lebih memfokuskan pada pendalaman masalah-masalah fiqh—baik klasik maupun
kontemporer. Di fakultas ini, kemampuan menghafal sangat diperlukan, karena
banyaknya dalil-dalil yang harus dihapal.
Mata kuliah jurusan
Syariah Islamiyah:
Mata Kuliah
|
Tingkat I
|
Tingkat II
|
Tingkat III
|
Tingkat IV
|
Al-Quran
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
Nahwu & Sharaf
|
ü
|
ü
|
-
|
-
|
English
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
Fiqh Nashi & Maudhui
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
Ushul Fiqh
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
Fikih Muqaran
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
Ulumul Hadits
|
ü
|
-
|
-
|
-
|
Tauhid
|
ü
|
ü
|
-
|
-
|
Tafsir Ayatul Ahkam
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
Tarikh Tasyri’
|
ü
|
-
|
-
|
-
|
Qo’ah Bahats (Riset)
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
Fikih Sunnah/Hadits
|
-
|
ü
|
ü
|
ü
|
Ahwal Syakhsiyah
|
-
|
ü
|
ü
|
-
|
Adab & Balaghoh
|
-
|
-
|
ü
|
ü
|
Dakwah
|
-
|
-
|
ü
|
-
|
Qadhaya Fiqhiyah
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
Adapun jurusan Syariah
wal Qanun, merupakan jurusan yang jarang diminati mahasiswa asing. Ini
dikarenakan masa study yang berbeda dengan jurusan-jurusan di fakultas
lain, yaitu 5 tahun. Di fakultas ini, lebih memfokuskan pada pendalaman
hukum-hukum internasional dan hukum negara Mesir. Kuliah di jurusan ini cukup
berat—bagi sebagian orang. Hal ini dikarenakan tebalnya materi yang dipelajari,
ditambah banyaknya kosakata bahasa Arab kontemporer.
3.
Fakultas Lughoh
Fakultas Lughoh
merupakan fakultas terfavorit ketiga yang diminati sebagian mahasiswa. Di
fakultas ini, bukan mempelajari bahasa Arab secara mendasar, akan tetapi para
mahasiswa diharuskan sudah memahami dasar-dasar ilmu bahasa Arab secara matang.
Karena di fakultas ini para mahasiswa dikenalkan dengan kebudayaan Arab dan
sastranya yang tinggi. Dibutuhkan kesungguhan dan hapalan yang kuat.
Di fakultas ini dibagi
menjadi 3 jurusan, yang dimulai sejak tahun pertama, yaitu: Lughoh Al-Arabiyah
wa Al-Adab (Bahasa & Sastra Arab), Tsaqafah wa Al-Hadharah (Sejarah &
Kebudayaan), dan Shahafah wa Al-‘I lam (Pers & Informasi).
4.
Fakultas Dirosat Islamiyah
Fakultas ini merupakan
fakultas yang tidak terlalu diminati di kalangan mahasiswa Indonesia. Di
Fakultas Dirasat Islamiyah, diajarkan studi keislaman secara umum. Di sini, mahasiswa Dirasat Islamiyah akan
mendapatkan seluruh materi yang diajarkan di fakultas-fakultas lain.
5.
Fakultas Dakwah
Fakultas Dakwah
merupakan fakultas yang umurnya masih belia dibandingkan dengan
fakultas-fakultas yang lain. Mata kuliah yang diajarkan cukup menarik, yaitu
diajarkan tentang skill para Juru Dakwah; mempelajari materi-materi mendasar
dari dakwah seperti dakwah Rasul;
mempelajari aliran-aliran keagamaan; mempelajari syariah, ushul, hadits dan
tafsir.
Karena umurnya yang
masih baru, jarang sekali mahasiswa Indonesia yang mengambil study di
fakultas ini.
Penutup
Begitulah
ulasan singkat perkenalan kita dengan Universitas Al-Azhar. Sungguh beruntung
orang-orang yang bisa menimba ilmu di universitas ini, di universitas yang
menjadi kiblat peradaban dan ilmu keagamaan.
Bagi
mahasiswa baru, pilihlah fakultas dan jurusan sesuai dengan keinginan hati.
Susah atau tidaknya, itu tergantung pribadi masing-masing. Bisa jadi di jurusan
Aqidah & Filsafat menjadi ‘tempat angker’ yang menyeramkan oleh sebagian
orang, tetapi menjadi taman yang indah nan menyenangkan oleh sebagian yang
lain. So, pilihlah fakultas dan jurusan yang sesuai dengan kemampuan
Anda. Atau, jika Anda memiliki jiwa penakluk, itu lain cerita.
Pergunakanlah
kesempatan emas ini dengan sebaik-baiknya, karena tidak semua orang bisa
belajar di universitas Islam tertua di dunia.
[1]
Ditulis oleh Shofwan Najmu, mahasiswa Al-Azhar yang juga anggota IKPDN Mesir. Beliau termasuk seorang yang aktif dalam dunia kepenulisan, salah satu karyanya yang telah terbit adalah buku
panduan ibadah musafir, yang diterbitkan oleh penerbit Al-Maghfiroh, Jakarta.
mengapa FDI jarang diminati mahasiswa indonesia?
ReplyDeleteGreat Article it its really informative and innovative keep here: with new updates. Its was really valuable. Thanks a lot. Universitas Kedokteran Terbaik di Tangerang
ReplyDelete