Thursday, May 01, 2014

Prolog
Universitas Al-Azhar, yang berdiri megah di atas tanah gersang, memang selalu jadi pilihan. Pilihan bagi para penuntut ilmu yang ingin lebih mendalami ilmu-ilmu agama. Setiap tahunnya, para penuntut ilmu dari seluruh negara yang ada di belahan dunia, mendatangi sebuah negara yang terkenal dengan sebutan ‘Negeri Seribu Menara’, ‘Negeri Para Anbiya’, ‘Ummud Dunya’, dan yang lainnya. Begitu juga Indonesia, setiap tahunnya kader-kader bangsa dikirim guna mendalami ilmu agama di tempat yang penuh dengan keberkahan ilmu-ilmu agama, yaitu Universitas Al-Azhar.
Mesir memang selalu menjadi daya tarik bagi para pelancong yang bertandang ke sini. Banyaknya peninggalan situs-situs peradaban di masa lalu, membuat orang-orang dari berbagai belahan dunia ramai berkunjung ke Mesir. Tak hanya itu, selain situs-situs kuno peninggalan sejarah di masa lalu, Al-Azhar memiliki daya tarik tersendiri bagi peminat ilmu-ilmu agama.
Jika kita menilik sejarah Al-Azhar, perjalanan Al-Azhar di dunia pendidikan dan keilmuan sudah berusia—kurang lebih—1000 tahun. Sungguh perjalanan yang sangat panjang. Maka wajar, jika Al-Azhar disebut sebagai universitas Islam tertua di dunia.
Al-Azhar dibangun pada 14 Ramadhan 359 H/971 M, oleh Panglima Jauhar Al-Katib As-Shaqly, yang memakan waktu sekitar dua tahun dalam pembangunannya, dan dibuka secara resmi pada 7 Ramadhan 361 H yang ditandai dengan shalat berjamaah untuk pertama kalinya.
Berdirinya Al-Azhar tak lepas dari peran Dinasti Fathimiyah, yang saat itu dipimpin oleh Khalifah Al-Mu’iz Lidinillah Al-Fathimy. Setelah setahun Dinasti Fathimiyah menaklukkan Mesir, Khalifah Mu’iz memberikan tugas kepada panglimanya, Jauhar Al-Katib As-Shaqly, untuk membangun pusat pemerintahan di Mesir, yang ditandai dengan berdirinya kota Kairo dan masjid Al-Azhar.
Sejak berdirinya masjid Al-Azhar, aktifitas pendidikan dan keilmuan pun dimulai. Hal ini terjadi karena memang masjid dalam Islam memiliki fungsi ganda. Ini terlihat ketika Rasulullah Saw. hijrah ke Madinah, dan tugas pertama yang beliau kerjakan adalah membangun masjid. Kenapa? Karena Rasulullah Saw. ingin mengajarkan kepada umatnya, bahwa masjid tidak hanya digunakan sebagai tempat suci dalam menjalankan ritual ibadah, tetapi lebih dari itu. Rasulullah Saw. seakan memberitahukan kepada umat Islam, bahwa masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah, tapi juga sebagai pusat pemerintahan, sarana pendidikan, tempat penyebaran agama Islam, dan yang lainnya. Dan tradisi ini diwariskan terus-menerus secara berkesinambungan.
Al-Azhar pada mulanya berdiri bukan sebagai universitas, sekolah atau lembaga pendidikan. Akan tetapi, Al-Azhar berdiri sebagai masjid, yang tidak hanya digunakan sebagai tempat ibadah, tetapi digunakan sebagai pusat penyebaran ajaran dan paham Syiah, yang saat itu menjadi mazhab Dinasti Fathimiyah. Kemudian Al-Azhar secara resmi menjadi lembaga pendidikan pada tahun 378 H.
Dalam perjalanannya, paham Syiah terus disebar, dan masjid Al-Azhar sebagai sentral penyebaran, sampai pada akhirnya Shalahudin Al-Ayubi berhasil menaklukkan Dinasti Fathimiyah. Tak hanya itu, Shalahudin Al-Ayubi juga berhasil membersihkan ajaran dan paham Syiah dan menggantinya dengan ajaran dan paham Sunni hingga sekarang.
Al-Azhar pun dari waktu ke waktu kian berkembang pesat, dengan seorang syekh, sebagai penentu arah kebijakan Al-Azhar. Dan syekh pertama, yang dipilih secara resmi sebagai Grand Syekh (Syaikhul Azhar), yaitu As-Syekh Al-Imam Muhammad bin Abdullah bin Ali Al-Khurasyi Al-Maliki.
Al-Azhar telah banyak melahirkan ulama-ulama berkaliber internasional dan dikenal di dunia Islam, seperti Jalaludin As-Suyuthi, Imam Ibnu Hajar, dan masih banyak yang lainnya.  Dan di era modern seperti sekarang ini, Al-Azhar juga telah banyak melahirkan ulama-ulama yang mumpuni dan terkenal di dunia Islam. Seperti Syekh Muhammad Al-Ghazzali, Syekh Yusuf Al-Qaradhawi, Syekh Wahbah Az-Zuhaily, Syekh Thontowi, dan masih banyak lagi. Di Indonesia pun demikian, seperti DR. Quraisy Shihab (pakar Tafsir), DR. Zain An-Najah (Pakar Ushul Fiqh), dan yang lainnya.
Pengajaran ilmu-ilmu agama Islam yang masih murni, dengan paham Sunni, serta bermanhaj washatiyah, dan banyak menelurkan ulama-ulama Islam yang mumpuni di setiap bidangnya, mungkin itulah yang menjadikan para thullaab dari berbagai negara di belahan dunia—termasuk Indonesia—tertarik untuk menimba ilmu sedalam-dalamnya di Universitas Al-Azhar.

Sistem Perkuliahan di Universitas Al-Azhar
Meski nama Al-Azhar telah mendunia, dan telah melahirkan banyak ulama yang mumpuni di setiap bidangnya, namun dalam sistem perkuliahan, sistem administrasi, dan yang lainnya, Al-Azhar masih sangat jauh tertinggal. Dalam masalah administrasi misalnya, ketika universitas-universitas lain sudah memberlakukan sistem komputerisasi dengan menggunakan teknologi yang sudah semakin canggih, tetapi Al-Azhar tidak demikian. Al-Azhar masih tetap berdiri dengan tradisi lamanya, yaitu dengan sistem manual: mendokumentasikan semua data-data di dalam buku besar, kemudian ditumpuk menjadi satu.
Dalam sistem perkuliahan di Universitas Al-Azhar pun demikian. Sistem perkuliahan di Al-Azhar masih menggunakan metode satu arah (one way) dalam pengajarannya. Metode satu arah (one way) yaitu di mana seorang dosen menjadi satu-satunya pembicara, dan mahasiswa menjadi pendengar setia—sama seperti dalam pengajian atau ceramah—lalu diakhir kuliah dosen mempersilakan mahasiswa untuk bertanya.
Metode satu arah (one way) ini masih menjadi tradisi yang kuat di dalam sistem perkuliahan di Universitas Al-Azhar. Model diskusi-atraktif (baik horizontal maupun vertikal), presentasi makalah dan skripsi, seperti—yang kita ketahui—di Indonesia dan di universitas-universitas yang lain, tidak akan kita temukan di Al-Azhar.
Belum lagi masalah absensi. Di Al-Azhar, tidak ada sistem absensi dalam perkuliahan, yang biasa diberlakukan di universitas-universitas lain. Mahasiswa dibebaskan untuk mengikuti kuliah atau tidak. Kewajibannya hanya hadir ketika ujian, dan bisa menjawab soal-soal ujian. Ya, just it!!
Suasana perkuliahan memang tidak begitu terasa di jenjang strata satu (S1). Berbeda di jenjang strata dua dan tiga (S2 & S3), suasana kuliah lebih terasa. Hal ini disebabkan karena model diskusi sudah mulai diterapkan. Sistem absensi juga diberlakukan. Tak hanya itu, bagi mahasiswa akhir diwajibkan menulis risalah majister (tesis) bagi strata dua, dan risalah doktoral (disertasi) bagi strata tiga.
Oleh karena itu, dengan sistem yang masih serba kurang, mahasiswa dituntut untuk tidak hanya aktif, tapi hiperaktif. Karena, Al-Azhar lebih mengedepankan kesadaran dalam hati. Rajin kuliah, rajin baca diktat kuliah, rajin talaqqi dengan penuh kesadaran dalam hati, tanpa dipaksa oleh sebuah aturan, mungkin ini tujuan Al-Azhar kenapa berbeda dari universitas-universitas yang lain.

Fakultas-Fakultas di Universitas Al-Azhar
Al-Azhar, sebagai lembaga pendidikan, mengklasifikasikan fakultas menjadi dua kelompok: ‘ilmi (eksakta) dan adabi (keagamaan). Dalam arti lain, Al-Azhar membagi fakultas menjadi dua, yaitu fakultas yang sifatnya umum, seperti: Fakultas Kedokteran, Perdagangan, Teknik, Pertanian, Farmasi, dan lain-lain; dan yang kedua fakultas yang sifatnya khusus untuk keagamaan, seperti: Fakultas Ushuluddin, Syariah, Lughoh, Dirosat Islamiyah dan Dakwah.

1.                 Fakultas Ushuluddin
Fakultas Ushuluddin, merupakan fakultas tertua dan fakultas pertama di Universitas Al-Azhar. Fakultas Ushuluddin merupakan fakultas favorit yang banyak diminati para mahasiswa. Fakultas Ushuluddin juga biasa disebut dengan isitilah ‘fakultas sejuta umat’.
Belajar di Fakultas Ushuluddin, dibutuhkan ketekunan dan pemahaman terhadap mata kuliah, dan juga kemampuan untuk menjelaskan (ta’bir). Di fakultas ini, lebih ditekankan kepada pemahaman yang murni terhadap ajaran-ajaran Islam, memahami tantangan pemikiran keagamaan—baik secara falsafah, mantiq atau dasar-dasar keislaman.
Ada 4 jurusan: Tafsir, Hadits, Aqidah & Filsafat, dan Dakwah wa Ast-Tsaqofah. Adapun penjurusan dimulai pada tingkat III.
Ø  Mata Kuliah:
a.         Umum (Tingkat I & II)
Mata kuliah tingkat I meliputi:
Al-Quran, Tafsir Tahlili, Ulumul Quran, Hadits Tahlili, Ulumul Hadits, Tauhid, Mantiq, Milal wa Nihal, Tasauf, Nahwu & Sharaf, Fiqh, Dakwah, Nuzum Islamiyah, English, Tarikh Sunnah, Qashashul Quran, Ushulu Da’wah.
Mata kuliah tingkat II meliputi:
Al-Quran, Tafsir Tahlili, Ulumul Quran, Hadits Tahlili, Ulumul Hadits, Tauhid, Mantiq, Fiqh, Syubuhat Haulal Hadits, Nuzum Islamiyah, Adab & Balaghoh, Filsafat, Akhlaq, Khitobah, Tayarot Fikriyah.

b.         Jurusan Tafsir
Jurusan ini mendalami segala hal yang berkaitan dengan Tafsir dan tantangannya pada saat ini.
Mata kuliah tingkat III:
Al-Quran, Tasauf, Manahij Mufassirin, Ulumul Quran, Hadits Maudhui, Tauhid, Tafsir Tahlili, Tafsir Maudhui, Sirah Tahliliyah, Dakhil fi Tafsir, Khithobah, Qadhaya Fiqhiyah, Wasailut Tabligh.
Mata kuliah tingkat IV:
Al-Quran, Ushul Fiqh, Istisyraq wat Tabsyir (orientalisme & misionarisme), Manahij Mufassirin, Ulumul Quran, Hadits Maudhui, I’jaz Quran, Tafsir Maudhui, Tafsir Tahlili, Dakhil fi Tafsir, Takhrij, Milal wa Nihal, Tauhid, Manhajud Da’wah, Mutasabih Quran.

c.          Jurusan Hadits
Pada jurusan ini mendalami segala hal yang berkaitan dengan hadits dan tantangannya pada saat ini.
Mata kuliah tingkat III:
Al-Quran, Hadits Maudhui, Tauhid, Tafsir Maudhui, Takhrij, Sirah Tahliliyah, Manahij Muhadditsin, Wasailut Tabligh, Tasauf, Khitobah, Manahij Mufassirin, Hadits Tahlili, Mustholah Hadits, Qadhaya Fiqhiyah, Dirasat Asanid, Syubuhat Haulas Sunah.
Mata kuliah tingkat IV:
Al-Quran, Hadits Tahlili, Istisyraq wat Tabsyir, Tafsir Maudhui, Takhrij, Sirah Nabawiyah, Ushul Fiqh, Hadits Maudhui, Dakhil, Mustholah Hadits, Ilal Hadits, Milal wa Nihal, Tauhid, Manhajud Da’wah, Syubuhat Haulal Hadits, Mukhtalaful Hadits.

d.         Jurusan Aqidah & Filsafat
Jurusan ini mendalami permasalahan filsafat dan mantiq. Dibutuhkan pemahaman yang tajam dan penguasaan bahasa Arab yang matang.
Mata kuliah tingkat III:
Al-Quran, Milal wa Nihal, Tasauf, Tauhid, Fiqh, Khitobah, Filsafat Islam, Tafsir Maudhui, Filsafat Yunani, Aqidah, Tayarat, Firaq Islamiyah, Hadits Maudhui, Ilmu Nafs, Qadhaya Fiqhiyah, dll.
Mata kuliah tingkat IV:
Al-Quran, Nushus Falsafiyah, Isytisraq wa Tabsyir, Tayarat Muashirah, Ushul Fiqh, Tauhid, Milal wa Nihal, Takhrij, Manahij Muhadditsin, Filsafat Modern, dll.

e.         Jurusan Dakwah wa Ast-Tsaqofah
Jurusan ini lebih umum, mengajarkan segala hal yang berkaitan dengan dakwah Islam, dan juga mengenalkan kepada mahasiswa mengenai budaya-budaya lain. Jurusan ini termasuk jurusan yang jarang diminati para mahasiswa di Fakultas Ushuluddin setelah jurusan Aqidah & Filsafat, ini dikarenakan jumlah mata kuliah yang cukup banyak.
Mata kuliah tingkat III:
Al-Quran, Dakwah Islamiyah, Tauhid, Qadhaya Fiqhiyah, Hadits Maudhui, Manahij Mufassirin, Isytisraq wa Tabsyir, Wasailut Tabligh, Tafsir Maudhui, Khitabah, Tarikh Dakwah, Tayarat, Muqaranah Adyan, Tsaqafa Islamiyah, Manahij Muhadditsin.
Mata kuliah tingkat IV:
Al-Quran, Tarikh Dakwah, Tafsir Maudhui, Hadits Maudhui, Ayat Insaniyah, Tauhid, Tsaqafa Islamiyah, Dakwah fil Hadits, Muqaranah Adyan, Isytisraq wa Tabsyir, Khitabah, Manahij Dakwah, Ushul Fiqh, Tasauf, Takhrij, Manahij Mufassirin.

2.                 Fakultas Syariah
Fakultas Syariah merupakan fakultas terfavorit kedua yang banyak diminati para mahasiwa. Di fakultas ini, dibagi menjadi 2 jurusan: Syariah Islamiyah, dan Syariah wal Qanun.
Di jurusan Syariah Islamiyah inilah yang menjadi favorit kedua bagi para mahasiswa. Di jurusan ini lebih memfokuskan pada pendalaman masalah-masalah fiqh—baik klasik maupun kontemporer. Di fakultas ini, kemampuan menghafal sangat diperlukan, karena banyaknya dalil-dalil yang harus dihapal. 
Mata kuliah jurusan Syariah Islamiyah:
Mata Kuliah
Tingkat I
Tingkat II
Tingkat III
Tingkat IV
Al-Quran
ü   
ü   
ü   
ü   
Nahwu & Sharaf
ü   
ü   
-
-
English
ü   
ü   
ü   
ü   
Fiqh Nashi & Maudhui
ü   
ü   
ü   
ü   
Ushul Fiqh
ü   
ü   
ü   
ü   
Fikih Muqaran
ü   
ü   
ü   
ü   
Ulumul Hadits
ü   
-
-
-
Tauhid
ü   
ü   
-
-
Tafsir Ayatul Ahkam
ü   
ü   
ü   
ü   
Tarikh Tasyri’
ü   
-
-
-
Qo’ah Bahats (Riset)
ü   
ü   
ü   
ü   
Fikih Sunnah/Hadits
-
ü   
ü   
ü   
Ahwal Syakhsiyah
-
ü   
ü   
-
Adab & Balaghoh
-
-
ü   
ü   
Dakwah
-
-
ü   
-
Qadhaya Fiqhiyah
ü   
ü   
ü   
ü   

Adapun jurusan Syariah wal Qanun, merupakan jurusan yang jarang diminati mahasiswa asing. Ini dikarenakan masa study yang berbeda dengan jurusan-jurusan di fakultas lain, yaitu 5 tahun. Di fakultas ini, lebih memfokuskan pada pendalaman hukum-hukum internasional dan hukum negara Mesir. Kuliah di jurusan ini cukup berat—bagi sebagian orang. Hal ini dikarenakan tebalnya materi yang dipelajari, ditambah banyaknya kosakata bahasa Arab kontemporer.

3.                 Fakultas Lughoh
Fakultas Lughoh merupakan fakultas terfavorit ketiga yang diminati sebagian mahasiswa. Di fakultas ini, bukan mempelajari bahasa Arab secara mendasar, akan tetapi para mahasiswa diharuskan sudah memahami dasar-dasar ilmu bahasa Arab secara matang. Karena di fakultas ini para mahasiswa dikenalkan dengan kebudayaan Arab dan sastranya yang tinggi. Dibutuhkan kesungguhan dan hapalan yang kuat.
Di fakultas ini dibagi menjadi 3 jurusan, yang dimulai sejak tahun pertama, yaitu: Lughoh Al-Arabiyah wa Al-Adab (Bahasa & Sastra Arab), Tsaqafah wa Al-Hadharah (Sejarah & Kebudayaan), dan Shahafah wa Al-‘I lam (Pers & Informasi).

4.                 Fakultas Dirosat Islamiyah
Fakultas ini merupakan fakultas yang tidak terlalu diminati di kalangan mahasiswa Indonesia. Di Fakultas Dirasat Islamiyah, diajarkan studi keislaman secara umum. Di sini, mahasiswa Dirasat Islamiyah akan mendapatkan seluruh materi yang diajarkan di fakultas-fakultas lain.

5.                 Fakultas Dakwah
Fakultas Dakwah merupakan fakultas yang umurnya masih belia dibandingkan dengan fakultas-fakultas yang lain. Mata kuliah yang diajarkan cukup menarik, yaitu diajarkan tentang skill para Juru Dakwah; mempelajari materi-materi mendasar dari dakwah  seperti dakwah Rasul; mempelajari aliran-aliran keagamaan; mempelajari syariah, ushul, hadits dan tafsir.
Karena umurnya yang masih baru, jarang sekali mahasiswa Indonesia yang mengambil study di fakultas ini.

Penutup
Begitulah ulasan singkat perkenalan kita dengan Universitas Al-Azhar. Sungguh beruntung orang-orang yang bisa menimba ilmu di universitas ini, di universitas yang menjadi kiblat peradaban dan ilmu keagamaan.
Bagi mahasiswa baru, pilihlah fakultas dan jurusan sesuai dengan keinginan hati. Susah atau tidaknya, itu tergantung pribadi masing-masing. Bisa jadi di jurusan Aqidah & Filsafat menjadi ‘tempat angker’ yang menyeramkan oleh sebagian orang, tetapi menjadi taman yang indah nan menyenangkan oleh sebagian yang lain. So, pilihlah fakultas dan jurusan yang sesuai dengan kemampuan Anda. Atau, jika Anda memiliki jiwa penakluk, itu lain cerita.
Pergunakanlah kesempatan emas ini dengan sebaik-baiknya, karena tidak semua orang bisa belajar di universitas Islam tertua di dunia.



[1] Ditulis oleh Shofwan Najmu, mahasiswa Al-Azhar yang juga anggota IKPDN Mesir. Beliau termasuk seorang yang aktif dalam dunia kepenulisan, salah satu karyanya yang telah terbit adalah buku panduan ibadah musafir, yang diterbitkan oleh penerbit Al-Maghfiroh, Jakarta.

2 comments:

  1. mengapa FDI jarang diminati mahasiswa indonesia?

    ReplyDelete
  2. Great Article it its really informative and innovative keep here: with new updates. Its was really valuable. Thanks a lot. Universitas Kedokteran Terbaik di Tangerang

    ReplyDelete

IKPDN MESIR add us to your circle know about us know about us